Sabtu, 28 September 2013

cintaku bersemi di rubik :*

aku pengen jadi pemain rubik karna *A dia adalah penyemangat hidupku buatku semua hidupku seperti hidupnya.. :*

Jumat, 22 Maret 2013

02 maret

tanggal 02 maret buatku hari yang paling indah dan menyanangkan, karna aku di beri kejutan sama my temen

Jumat, 08 Maret 2013

Pesan (terakhir) untuk teman


Apa kabarmu, teman? Lama sudah aku tak tahu lagi tentang kabarmu. Aku tahu, mungkin memang salahku jika akhirnya kau memutuskan untuk mengakhiri hubungan ini. Tapi, aku hanya ingin menceritakan perasaanku padamu. Ya, semoga bisa menyegarkan dinding-dinding kering antara kita.
Temanku, tidak mungkin kita bisa bertahan hidup sendirian. Tanpa orang lain yang berada di sekitar dan berinteraksi dengan kita. Ya, kita butuh orang-orang yang akan menemani kita melewati waktu yang bergulir terus menerus pagi, siang, sore, malam, kemudian pagi kembali. Oleh karena itulah kita berusaha untuk menjalin pertemanan dengan orang lain. Teman yang mau mendengarkan perasaan, pikiran, dan cerita-cerita kita. Begitu pula sebaliknya.
Pertemanan adalah suatu keadaan yang membuat hidup yang berat menjadi ringan. Hari-hari yang sulit menjadi mudah. Hati yang sepi menjadi ramai dengan suka cita. Begitu berharganya seorang teman bisa melebihi segala keping emas di dunia. Pernahkah kamu melihat orang kaya yang mampu membeli pertemanan? Kecuali pertemanan palsu, mungkin saja. Ah, teman sejati tak pernah didapatkan dengan cara-cara seperti itu. Mereka seperti terjatuh dari langit-langit kamar ketika kamu sedang merenungkan kehidupan. Kita melihatnya seperti kita melihat cermin dan sejak itu kita mulai menyebut namanya setiap kali kita butuh orang lain untuk menenangkan hati oh, benarkah hati manusia begitu rapuh? Dari sekelumit hal yang pernah menyakitkan hati. Separuhnya bisa diselesaikan dengan mudah saat kita sedang bersama sang teman.
Teman. Salahkah kalau saya mengatakan bahwa ia sama berartinya dengan kekasih. Saya tak bisa menentukan yang mana antara keduanya yang lebih penting dari yang lain. Jika disuruh memilih, mungkin saya tak akan pernah bisa memilih salah satu. Keduanya sama-sama penting. Kita butuh kekasih sebagai pelengkap hati yang selalu merindukan pasangan hidup. Kita butuh teman yang mampu menyirami hati yang selalu haus dengan persahabatan. Kedua-duanya membawa cinta yang tidak sama, namun dengan kualitas yang seimbang. Ataukah, saya katakan bahwa dua cinta yang berbeda itu, sejatinya adalah sepasang cinta. Layaknya segala sesuatu yang sempurna: berpasang-pasangan.
Maka, cinta dari teman adalah pelengkap bagi kebutuhan hati selain cinta dari kekasih. Waktu bersama kekasih, sama pentingnya dengan waktu bersama teman. Sama-sama penuh emosi, sama-sama menyenangkan, sama-sama intim. Saya berusaha memahami kekasih saya, sama besar seperti saya berusaha memahami teman saya. Saya menjaga kekasih saya, sama penting dengan saya menjaga teman saya. Tentu saya pula memiliki dua cinta yang tak sama, untuk kekasih dan teman saya, tapi sungguh, saya merasa kedua-dua cinta itu tak bisa dan tak perlu dibanding-bandingkan.
Lalu, pernahkah kamu kehilangan teman? Semoga kamu tidak pernah mengalaminya. Semoga teman-temanmu selalu ada di sampingmu. Pernahkah kamu melukai perasaan temanmu? Ah, semoga juga tidak. Saya menganjurkan kepadamu untuk menjaga baik-baik hubungan dengan teman-temanmu. Saya tak merasa perlu untuk menjelaskan betapa tak enaknya kehilangan teman baik, kamu pasti bisa membayangkannya. Rasanya seperti di tengah hujan gerimis yang tak kunjung reda, kadang-kadang petir menyambar, dan pohon-pohon bergoyang. Kita mungkin menangis, tapi rerintik hujan akan selalu mengaburkan air yang menetes dari celah mata. Maaf, saya tak pandai menggambarkan rasa itu.
Temanku (entah, apakah kamu masih menganggapku temanmu). Mungkin, kita memang tak mengerti apa yang terjadi. Mungkin, ada yang salah dengan apa yang kita alami sekarang. Saya tak pandai menjelaskan padamu, seperti saya tak pandai menjelaskan perasaan saya sekarang. Saya hanya tahu, ketika kamu masih bersamaku. Hidupku jauh lebih bahagia daripada saat ini.
Salamku, temanmu

Sepucuk Surat Untuk Temanku


Teman, aku ingin berbagi cerita kehidupanku, aku tau sesungguhnya cerita ini tidak layak ku bagikan.
Aku, hanya anak miskin biasa yang tinggal di manapun tempat yang menurutku bisa untuk aku tiduri, dengan beralaskan tanah dan jika beruntung aku menemukan koran untuk selimut dikala dingin.
Ketahuilah teman, kadang aku sering bermimpi tidur beralaskan kasur yang nyaman tanpa harus selalu waspada akan segala macam bahaya yang akan melanda disaat aku terlelap, tanpa harus merasa kedinginan disaat musim dingin datang dan merasa penat disaat matahari terasa berada di atas kepala.
Kawanku, bersyukurlah kalian masih bisa menyantap hidangan yang enak dan layak untuk dikonsumsi. Karena kami, kami sulit sekali mendapat pasokan pangan.
Kami kelaparan kawan.
Mendapat sesuap makanan itu adalah anugerah terindah. Kamipun sering berkhayal menyantap makanan nikmat seperti teman teman, tapi kami sadar itu adalah sebuah hal yang sulit untuk didapatkan, dan butuh pengorbanan yang sangat besar hanya untuk mendapatkan sesuap nasi yang kadang juga tidak layak untuk dimakan.
Lihatlah kawan, hanya untuk mengejar impianku menyantap makanan aku harus jalan bermil-mil jauhnya, sampai-sampai burung pemakan bangkaipun turut serta mengikuti, menunggu ajalku, dan disaat ajalku datang mereka langsung dengan sigap menyantapku.
Sampai saat hembusan nafas terakhirpun aku belum bisa mengejar mimpiku, yaitu memakan sesuap nasi.
Kawanku, beruntunglah kalian punya cita-cita yang sangat tinggi. Namun aku, cita-citaku hanyalah mampu berjalan menuju tempat pembagian makanan, hanya demi mencari sesuap nasi. Bersyukurlah kalian dengan berbagai macam makanan yang melimpah.
Diusiaku yang cukup dini, aku sudah dituntut untuk berkerja hingga usiaku lanjut. Aku tak punya harapan, harapan yang indah seperti kalian, mengenyam pendidikan. Kami harus berkerja untuk membiayai hidup kami.
Menadahkan tangan hanya untuk sepeser uang yang tidak bisa kami miliki, kadang kami merasa iri dengan orang lain diusia kami yang berkehidupan serba berkecukupan.
Kawan, kami juga ingin sekali menikmati kehidupan yang layak, namun apa daya, kami hanya bisa selalu berharap. Berharap bisa memiliki apa yang kalian punya, karena tak bisa dipungkiri, kami hanya anak kecil biasa.
Bersyukulah teman-temanku, bersyukurlah Tuhan masih memberi kalian kehidupan yang layak. Tidak seperti kami yang selalu hidup dalam angan-angan.
Ketahuilah kawan, tubuh kamipun sudah habis, berbagai macam penyakit mengerogoti tubuh kami.
Tak ada lagi harapan yang tersisa.
Kami habis kawan, kami mati.
Namun, ada satu hal yang harus teman ketahui.
Bahwa cinta dan kasih sayanglah yang selalu menemani kami.
Hingga akhir hayat.
Meski kami kelaparan, kami kehausan, kami miskin.
Namun cinta senantiasa selalu menjadi penerang untuk kami.
Niat berbagi kami akan selalu tumbuh meski  semua penyakit hina ada di tubuh kami, menggerogoti semua organ kami, tapi hati kami tetap bersinar dan tetap selalu berbagi.
Kami selalu bersyukur dan tak pernah berhenti berdoa untuk kawan semua di dunia, meskipun kami tau jarang diantara kalian yang sadar akan kehadiran kami

untuk temanku

temen2ku sekarang kok pada berubah ya??
mereka pda ngejauhin aku??
emang aku salah apa sma mereka??
aku memang tak pintar makanya aku tak punya teman??
mereka semua pda pilih2 teman...

SMPN 1 BANGIL


anigift